GTT sering diplesetkan juga dengan Guru Tolah Toleh, kenapa demikian? karena ketika para PNS menerima gaji setiap bulannya dalam setahun, bahkan ada gaji ke-13 entah bulan apa itu namanya (setahu saya setahun cuma 12 bulan) namun GTT hanya tolah toleh dan cuma mendapatkan uang lelah yang mungkin tidak cukup untuk beli bensin.
Nasib ratusan Guru Tidak Tetap ( GTT) di Bojonegoro sungguh tragis,
pasalnya gaji mereka setiap bulanya jauh di bawah UMR Bojonegoro .
Padahal jumlah guru GTT tersebut sangat menentukan generasi anak cucu
kita . Bagaimana mereka bisa bersemangat jika gaji yang mereka terima
hanya berkisar Rp 100 hingga 200 ribu per bulan, padahal mereka banyak
yang sudah berkeluarga, kata Ketua PGRI Bojonegoro H.Diman Nasichin
kepada beritakota.net Selasa (19/6).
Banyak keluhan yang di alamatkan pada PGRI , mereka berharap agar
Pemkab.Bojonegoro tanggap dengan kondisi para guru tidak tetap tersebut
karena minimnya pendapatannya padahal tanggung jawabnya sangat besar
sekali , tambah Diman.
Sementara itu Ahmad ( 35) salah seorang guru SD di Kec. Kota pada
Berita kota selasa ( 19/6) mengaku kecewa dengan janji Kang Yoto yang
telah mengumpulkan para GTT di Pendopo sekitar dua bulan yang lalu .
Bupati berjanji akan memberi tambahan gaji intensip pada mereka asal
tidak menyalahi aturan dari BPK . Untuk itu saat itu juga Suyoto
memerintahkan Kepala Diknas Khusnul Khuluq dan Tim hukum serta bagian
Keuangan Pemkab untuk merumuskan tata cara dana tambahan untuk guru
tidak tetap tersebut.
tidak tetap tersebut.
“Mana janji manis Bupati Suyoto yang akan menambah pendapatan untuk GTT , hingga saat ini belum ada realisasinya , kata Ahmad.
Tambahan gaji yang akan di ambilkan uang APBD tersebut hingga saat
ini masih berupa janji-janji muluk Bupati Suyoto , jika hingga menjelang
Pilkada Bojonegoro tidak ada bukti janji manisnya , maka mereka
mengancam tidak akan memilih Suyoto lagi.
Sumber: beritakota.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo dikomentari